Persoalan dalam Nulis Artikel Ilmiah

Ahmad Soleh
31 Mei 2024


Nulis artikel ilmiah emang susah. Butuh effort lebih dibandingkan nulis artikel populer. Ya, sejatinya memang begitulah proses berkarya. Jujur saja, menulis artikel ilmiah adalah hal baru bagiku. Aku merasa hal ini memberikan pengalaman baru yang sangat berharga.

Setelah merasakan kuliah S2 di Uhamka, aku mendapat banyak tugas menulis artikel dan esai. Di dalamnya termasuk artikel ilmiah. Okelah, kuanggap ini sebagai tantangan (challenge) yang harus bisa kulewati. Belajar cepat dengan tanya sana-sini. Belajar mencari referensi dari jurnal nasional dan internasional.




Selain itu, hal-hal teknis seperti bagaimana menggunakan aplikasi mendeley dan langkah-langkah mengirim artikel ke jurnal pun aku pelajari. Ya, ini penting sih dipelajari supaya nggak ketinggalan sama yang lain, pikirku. Lagipula ini sudah menjadi kebutuhan, apalagi buat orang-orang yang punya banyak ide dan keresahan buat dituliskan.

Tetapi, bicara soal menulis karya ilmiah, aku dan kita sebetulnya punya keresahan. Di Indonesia diberlakukan peraturan wajib menulis artikel ilmiah buat akademikus. Hal ini disikapi sebagian akademikus secara culas. Hasilnya, penelitian dilakukan secara serampangan, tindak plagiat, membayar joki, menempel nama, bahkan mencatut nama peneliti lain secara sembarangan.

Hal gegabah yang kurasa sangat tidak etis dan tidak mencerminkan perilaku intelektual. Ini pernah kubahas dalam siniar WPB Hima PBSI Uhamka beberapa waktu yang lalu. Pelanggaran etis dalam penulisan jurnal menurutku merupakan suatu praktik culas yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan administratif, bukan pengembangan ilmu pengetahuan.


Simak videonya:


Menurutku, menulis artikel adalah salah satu bentuk eksistensi seorang intelektual, yaitu dengan menuangkan gagasannya. Namun, ketika prosesnya cacat etika, itu akan membatalkan eksistensinya karena hal itu mengingkari moralitas seorang intelektual.

Ah, berat sekali. Tetapi kupikir, sesekali seorang intelektual (akademikus) perlu menulis tulisan populer agar sasaran pembacanya lebih luas dan bisa dicerna khalayak yang tidak bisa atau merasa tidak perlu mengakses jurnal ilmiah.

Posting Komentar

0 Komentar