Pesan Baik Lagu ‘Memori Baik’

Ahmad Soleh
29 Januari 2025


//Seperti terang menuju malam
cerita kita, satu takdir yang indah...//

Entah kenapa, ketika mendengar lagu baru Sheila on 7 berjudul “Memori Baik” ini saya merasa ingatan saya ditarik kebali ke masa lalu. Ingatan tentang segala hal yang pernah dilalui pun berlalu lalang di kepala. Seperti membuka galeri ponsel berisi video-video lama yang siap untuk diputar. Segala yang baik, tentu saja, meski terkadang pengalaman buruk yang pernah saya alami juga turut muncul dalam kenangan itu. 

Lagu yang dirilis pada 25 November 2024 ini menjadi semacam jembatan untuk kita kembali mengingat masa-masa dulu. 

//Album foto berdebu
memori membawaku kembali
di saat muda pula bodoh
indah penuh cerita...//

Apa yang saya rasakan barangkali juga dirasakan oleh kebanyakan pendengar So7 saat mendengarkan (dan meresapi lirik) lagu ini. Alunan musik yang enak di telinga membuat lagu ini tidak membosankan untuk didengar berulang-ulang. Sama seperti kebanyakan lagu Sheila on 7 lainnya, yang seolah mengajak kita untuk sing along. Ditambah lagi, di lagu ini, Baba Duta cs mengajak Aishameglio (anak sulung Baba Duta) sebagai penyanyi tandeman yang punya pesona tersendiri. Kehadiran Aishameglio memberikan warna tersendiri bagi lagu ini, membuatnya masuk di segala usia serta membawa kesan fresh dan kekinian.

Namun, bukan perkara itu saja, saya rasa yang terpenting kehadiran Aishameglio adalah ia menjadi ruh dalam lagu “Memori Baik”. Ia menjadi penguat pesan bahwa //Senyum bahagia di tiap lembarnya, kan kubawa hingga ku menua...// yang mengingatkan bahwa segala hal di dunia ini berjalan seiring waktu. Setiap kita pasti menua. Generasi baru tumbuh dan kelak menggantikan kita. 

//Ternyata, semua...
bertumbuh pada akhirnya//

Pertanyaan selanjutnya, apa yang kita ingat? Apa yang menjejali memori kita selama ini? Tentang masa lalu, pengalaman, perjalanan hidup, kisah asmara, wajah seseorang, atau apa pun itu. Lagu ini mengajak kita untuk menyadari bahwa betapa pun kita telah dewasa, tidak muda lagi, waktu terus bergulir dan banyak hal yang berubah di dunia ini, kita harus tetap merawat ingatan yang baik. Merawat dengan baik ingatan yang baik-baik.

Namun, “Memori Baik” tidak berarti kita melupakan begitu saja tentang pengalaman buruk, perasaan berkecamuk, kekecewaan, dan hanya mengingat yang baik-baiknya saja dalam hidup kita. Secara umum, lagu tersebut mengisahkan tentang seseorang yang sudah berdamai dengan masa lalunya. Tak ada dendam. Mungkin sesaat ada rasa kecewa, tetapi kekecewaan itu seyogianya mampu ditepis dengan sikap yang bijak. Mungkin ia pernah terluka, tapi setiap luka tentu ada obatnya. Pesan kuat lagu ini adalah mengingat segala hal yang baik itu bisa membantu kita mempercepat penyembuhan diri. 

Jika lagu “Ketidakwarasan Padaku” (album Pejantan Tangguh, 2004) mengandung pesan tersirat “menjadi depresi dan gila untuk merasakan sembuh dari luka”, lagu “Memori Baik” sebaliknya, kita harus sembuhkan diri dengan memaafkan masa lalu, seburuk apa pun pengalaman itu ada hikmahnya buat kehidupan kita saat ini. Ini jelas tersampaikan dalam lirik bagian refrainnya:

//Segenap cinta yang kauberikan
tak akan hilang ditelan zaman
kau yang terbaik, memori baik//

Bahkan, sebagai ucapan terima kasih atas hal-hal baik yang dirasakan belakangan, Sheila on 7 mengajak kita untuk berdoa kepada orang-orang di masa lalu. Barangkali pernah ada luka yang tergoreskan, tapi tak sempat meminta atau memberi maaf. Bahwa segala yang dilalui pula memberikan kita pelajaran berharga. Cobalah pikirkan lebih mendalam. Ada pesan bijak di dalam lapis maknanya.

//Semoga doa yang tersampaikan
jadi cahaya jalan di depan
kau yang terbaik (memori baik), memori baik//

Terakhir, barangkali “Memori Baik” bukanlah satu-satunya lagu Sheila on 7 yang mengandung pesan bijak. Saya merasa beberapa lagu lainnya pun memiliki pesan demikian. Dalam kondisi tertentu, kita dapat merasakan apa yang didengar mewakili perasaan kita. Entah itu karena ada pengalaman yang sama dengan isi lagu atau karena pesan yang disampaikan dalam lagu begitu mendalam dan kita meresapinya.

Seperti kata orang bijak, “Waktu mungkin akan menyembuhkan luka, entah menunggu berapa lama sampai akhirnya kita sadar kita sendirilah yang harus menyembuhkannya.” []





Posting Komentar

0 Komentar