Ahmad Soleh, 13 Oktober 2023
Hari ini, aku kembali bertandang ke SMAN 25 Jakarta. Ini merupakan agenda tindak lanjut dari pertemuan pekan lalu yang membahas mengenai teknis menulis autobiografi. Kali ini, lebih fokus pada penyuntingan. Ya, aku cukup berpengalaman dalam hal ini dan kurasa ini perlu dibagikan.
Pagi itu, aku berangkat ke Stasiun Depok Baru. Aku berangkat menuju St. Juanda dengan KRL tujuan akhir Jakarta Kota. Tak terlalu padat. Kereta lengang, meskipun aku tak kebagian tempat duduk. Seperti biasanya.
Tiba di St. Juanda, waktu menunjukkan pukul 11.34, waktu shalat Jumat sudah tiba. Aku menyeberang menuju Masjid Istiqlal yang ternyata sangat dekat dari St. Juanda dan Halte Transjakarta Juanda. Aku pun menunaikan shalat Jumat di sana. Ramai dan berdesakan.
Shalat terasa begitu khidmat, aku menyimak khotbah tentang solidaritas untuk Palestina, yang memang sedang ramai karena Israel kembali menyerang dan kondisi kembali memanas. Seusai shalat Jumat, dilanjutkan dengan shalat ghaib untuk saudara yang menjadi korban perang di Gaza, Palestina. Untuk kengerian dan dukacita itu, marilah kita berdoa.
Lanjut lagi, selepas itu, aku berangkat ke SMAN 25 Jakarta dengan bantuan ojek daring bernama Gojek. Aku tiba di sana pukul 13.25. Aku pun menuju ruang aula dan memulai kelas beberapa menit kemudian.
Dalam pertemuan ini, aku membagikan sedikit materi penting tentang penyuntingan. Lebih tepatnya teknik swasunting atau self-editing. Ini materi yang pernah aku bagikan dalam sejumlah kelas kepenulisan. Sebab, bagiku, penulis itu harus tahu teknik menyunting. Setidaknya itulah langkah pertama untuk menghasilkan tulisan yang rapi dan enak dibaca.
"Kesalahan penulis pemula ialah menulis dan mengedit secara bersamaan," kataku kepada para peserta. Ya, inilah yang membuat tulisan tidak selesai-selesai digarap.
Aku pun memberikan langkah praktis bahwa dalam prosesnya, selesaikan dulu menulisnya. Setelah itu baru setelah tulisan selesai, lakukan penyuntingan atau edit tulisannya. Nah, proses inilah yang bikin tulisan makin ciamik dan josss. Rapi dan enak dibaca.
Setelah itu, aku mencoba membaca karya tulis yang sudah ditugaskan sebelumnya. Luar biasa, kisah-kisah menarik tersaji. Meskipun masih ada kekurangan di sana-sini, itu hal wajar, sebab ini baru tahap penulisan, belum masuk tahap penyuntingan.
Setelah ini, aku yakin sekali kisah-kisah autobiografi guru-guru SMAN 25 Jakarta akan tersaji dengan lebih baik. Yang pasti, menginspirasi dan penuh semangat perjuangan.
0 Komentar