Dari PDS HB Jassin ke Toko Buku Iltizam dan Intermedia

Ahmad Soleh, 5 Oktober 2023

Sepulang dari Perpustakaan PDS HB Jassin kemarin, saya mampir sejenak di sebuah toko buku bernama Iltizam, yang berlokasi di sekitaran Pasar Depok Jaya. Toko buku yang juga menjual keperluan herbal itu menyajikan buku-buku bertema Islami. Saya juga melihat ada sejumlah buku fiksi karangan Tere Liye. Tapi memang yang paling khas ialah buku-buku Islami, mulai dari terbitan Gema Insani, Republika, Diva Press, dan sejumlah penerbit lokal. Terdapat juga mushaf Al-Qur'an dan kitab-kitab berbahasa Arab.

Kendati tak begitu banyak stok yang dipajang karena memang keterbatasan ruang, toko buku ini cukup update menyajikan karya terbaru yang saat ini bertebaran di toko online. Saya sendiri tertarik dengan satu buku lawas terbitan PT. Karya Toha Putra, Semarang. Buku itu berjudul Petunjuk Menjadi Cendekiawan Muslim; Terjemah dari Kitab Syarah Ta'limul-Muta'allim.

Buku tipis ini ditulis oleh Syekh Ibrahim bin Ismail dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh M. Ali Chasan Umar. Pada kata pengantarnya tertera titimangsa 7 April 1993. Sudah cukup tua bukan? Meskipun buku yang saya beli ini sebetulnya cetakan baru, entah cetakan keberapa puluh.

Saya tertarik dengan buku ini karena tipis dan sepertinya padat berisi, berbobot gitu. Ini seperti diakui sendiri oleh penerjemahnya, yang menyebutkan buku ini sekilas tampak seperti buku "panduan" padahal isinya sangatlah luas dan dalam mengenai bagaimana seorang pelajar Islam dapat menempuh jalan menjadi seorang cendekiawan Muslim. 

Di dalamnya terdapat 13 pasal atau subbab yang pembahasannya ringkas dan lugas. Pembahasannya memang lebih banyak berisi poin-poin ketimbang penjelasan, namun di setiap poin itu terdapat dalil yang menjadi landasannya. Buku yang sangat menarik. Lain kali akan saya bahas lebih dalam mengenai buku ini.



Sebelumnya, saat saya masih di Taman Ismail Marzuki (TIM), saya sempat melihat-lihat bagian sentra UMKM. Di sana ada sebuah finding machine. Umumnya mesin semacam itu digunakan untuk berjualan makanan atau minuman saja. Namun, di sana ada satu mesin otomatis yang menjual buku-buku baru. Ini menarik sekali. Isinya buku-buku baru, fiksi dan nonfiksi.

Tentu saja, judul buku yang tersedia tak mungkin sebanyak toko buku. Ruang yang begitu kecil dan terbatas membuat mesin ini hanya menyajikan sedikit saja stok buku. Namun, teknologi ini sebetulnya dapat memudahkan kita untuk membeli buku, seandainya buku yang ada di dalamya sesuai dengan buku yang sedang kita cari.

Selain itu, saya juga mampir di toko buku Intermedia Bookstore. Rasanya miris, karena di sana sebagian besar hanya menjual ATK. Sementara buku bacaan hanya ada 4 rak saja. Pun dalam penyusunannya tidak didisplay dengan baik. Sehingga terkesan "gak niat amat sih ini jualan buku".

Saya menyempatkan berbincang sedikit, tentang kerja sama penjualan buku. Dengan penjaga toko buku Iltizam saya mendapat informasi penting mengenai ini. Sementara di Intermedia Bookstore, penjaganya seperti tidak mau tahu dengan urusan kerja sama. Ah sudahlah. Sepertinya saya harus mencari informasi dengan cara lain. 

Posting Komentar

0 Komentar