Meng-Autobiografi-kan Kisah Inspirasi

Ahmad Soleh, 3 Oktober 2023

Suatu kehormatan diberi amanat menyampaikan materi tentang menulis autobiografi bagi para pendidik di SMAN 25 Jakarta. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Triyem, selaku kepsek, yang mengajak saya terlibat dalam kegiatan ini. Terima kasih karena sudah disambut dengan hangat dan penuh semangat.

Tentu saja, dengan pengalaman yang jauh dari cukup ini saya berusaha untuk berbagi apa yang saya tahu tentang kegiatan menulis. Saya sangat senang sebenarnya bisa bertatap muka dengan Bapak/Ibu guru di SMAN 25 Jakarta. Para guru yang semangat belajar dan berkarya. Saya pun berpikir, sepertinya menyenangkan belajar dengan guru yang juga gemar belajar dan tidak menutup diri pada hal-hal baru, seperti yang ditunjukkan oleh mereka.

Menulis itu supaya kita tidak mudah lupa, menulis itu menyembuhkan jiwa yang luka, menulis itu meninggalkan jejak karya. Begitulah sejumlah pandangan yang muncul saat saya memberikan pertanyaan "Mengapa kita harus menulis?".

Dalam kesempatan itu, sebenarnya saya hanya bertugas untuk memandu mereka tentang bagaimana menuliskan kisah hidup dalam bentuk autobiografi, atau sebutlah mini autobiografi. Catatan tentang perjalanan dan perjuangan yang membawa langkah kaki sampai ke tahap sekarang, menjadi pendidik, atau apa pun itu.

Sebelumnya saya pelajari lebih dulu tentang seperti apa karya autobiografi itu. Kemudian, mencoba membaca beberapa contoh yang ada. Saya pun memberikan sedikit inovasi pada penulisan autobiografi agar tidak membosankan dan enak dibaca. Karena sifatnya sangat personal, saya pikir autobiografi perlu disajikan dengan luwes, mengajak pembaca membayangkan dan berimajinasi tentang cerita yang ditulis.

Toh, pada akhirnya tujuan menulis autobiografi itu memberikan inspirasi, hikmah, dan pelajaran. Ya, bukankah kita memang perlu belajar dari pengalaman orang lain? Pengalaman yang mungkin juga dialami oleh kita sendiri.

Dari pertemuan pertama ini, saya juga mendapat banyak pelajaran. Antara lain tentang smangat, etos kerja, dan keikhlasan. Meski jelas sekali tampak gurat lelah di wajah, mereka tetap menaburi canda tawa dan keriangan.

Jujur saja, saya tak sabar rasanya ingin membaca karya mereka satu per satu. Pasti seru dan tidak membosankan. Mudah-mudahan, ya.

Posting Komentar

1 Komentar