Ahmad Soleh
15 September 2024
Selintas pola penjudulan di atas menyadur gayanya Aan Mansyur dalam buku kumpulan puisi Melihat Api Bekerja. Namun, sebenarnya itu bentuk pemelesetan dari judul buku Mahfud Ikhwan yang beberapa waktu belakangan menemani saya ketika bepergian naik kereta komuter. Judul bukunya Melihat Pengarang Tidak Bekerja. Ya, membaca judul ini juga terus menarik ingatan kita kepada bukunya Aan Mansyur yang saya sebut di awal itu.
Mahfud Ikhwan, siapa tak kenal dia? Pengarang, novelis, dan esais yang cukup terkemuka. Novelnya yang bertajuk Kambing dan Hujan berhasil membawa namanya ke podium pemenang sayembara novel DKJ 2014. Bahkan, novel yang sudah cetak ulang berulang-ulang kali dengan desain cover yang beda-beda pula ini, juga dapat penghargaan dari Badan Bahasa, majalah Rolling Stone, dan Mojok.co. Tapi, itu masa-masa kejayaan Mahfud. Sebab setelahnya, bukunya banyak bermunculan dan menjadi incaran. Karyanya pun banyak dilirik penerbit. Termasuk buku tipis bertajuk Melihat Pengarang Tidak Bekerja ini.
Nah, dalam buku Melihat Pengarang Tidak Bekerja, Mahfud Ikhwan bercerita bahwa menjadi penulis toh tidak segemerlap itu. Mahfud Ikhwan yang gemar nonton film India ini juga berbagi susah, sedih, dan dukanya seorang penulis. Jelas, ini kisah yang jauh sebelum ia menjadi penulis kenamaan dan mewarnai jagat sastra negeri ini. Buku Melihat Pengarang Tidak Bekerja, buku tipis ini membagikannya secara cuma-cuma kepada kita kisah busuk yang barangkali bila tidak dialami oleh seorang Mahfud Ikhwan, kisah itu hanyalah kisah biasa saja.
Secara singkat buku ini disebut buku kumpulan esai, yang berisi 12 judul esai. Menariknya, esai yang disajikan dalam buku Melihat Pengarang Tidak Bekerja ini berupa esai naratif. Mahfud Ikhwan memaparkan keping-keping ingatannya saat menulis novel pertamanya. Ia juga membagikan pengalaman bagaimana seorang penulis menghadapi hari-hari yang menyebalkan, menghadapi target, menunda pekerjaan, berleha-leha padahal banyak deadline, dan sebagainya.
Jauh dari gemerlap. Hidup seorang penulis digambarkan buku ini sebagai jalan yang tidak mudah. Menulis memang bisa membawa ketenaran, tapi Mahfud seolah menegaskan, bukan (tenar) itu tujuan utamanya. “Berdasar pengalaman saya yang penuh kegagalan, saya bisa katakan menulis populer itu tidaklah mudah. Itulah yang saya sampaikan kepada para peserta seminar,” selorohnya (Melihat Pengarang Tidak Bekerja, 2022: 103). Bila boleh mengutip ujaran Joko Pinurbo dalam sebuah podcast, “menulis itu membutuhkan ketekunan dan ketabahan.”
Ya, menulis itu meski sudah menjadi jalan hidup, memang dekat dengan kesulitan. Salah satu yang disorot dalam esai Mahfud Ikhwan dalam buku Melihat Pengarang Tidak Bekerja ialah bagaimana seorang penulis menghadapi kemalasan sehingga harus terus menerus menunda targetnya. Meskipun sudah dimudahkan dengan laptop canggih atau gadget supercepat, tidaklah menjamin tulisan yang dihasilkannya lancar dan berkualitas.
Meskipun apa yang ia kisahkan rata-rata terjadi juga pada diri saya, yang juga nyambi nulis di sela deadline kerjaan, saya rasa apa yang diungkapkan ada benarnya juga. Ya, memang begitu adanya. Dalam esai bertajuk “Alasan untuk Tidak Menulis”, Mahfud Ikhwan menyimpulkan, “Cerita-cerita saya tentang upaya-upaya untuk tidak menulis di atas memberikan setidaknya dua gambaran jelas; 1) menulis itu perbuatan baik; 2) menulis itu berat.” (Melihat Pengarang Tidak Bekerja, 2022: 36).
Bagi saya, apa yang digambarkan Mahfud Ikhwan dalam buku Melihat Pengarang Tidak Bekerja ini (yang berisi tentang dirinya yang merasa tidak bekerja karena sering menunda atau lambat menyelesaikan target), justru menegaskan bagaimana Mahfud Ikhwan bekerja. Ya, dalam buku inilah bisa kita dapat melihat Mahfud Ikhwan bekerja. Kerja... kerja... kerja!
Toh, pekerjaan menulis bukan soal urusan ketak-ketik atau orat-oret saja, tetapi lebih dalam dari itu, pekerjaan menulis yang berat ialah bagaimana melawan dan menyiasati keadaan-keadaan. Bagaimana membuat tulisan yang tidak sekadar selesai ditulis, tapi layak dibaca dan bermakna. Hal ini sudah dibuktikan oleh Mahfud Ikhwan, yang berhasil melawannya dan lihat saja pijarnya kini menyala dalam karya-karyanya yang nampang di toko-toko buku.
Identitas Buku
Judul: Melihat Pengarang Tidak Bekerja
Penulis: Mahfud Ikhwan
Penerbit: Diva Press
Tebal: 128 halaman
Cetakan pertama: Maret 2022
ISBN: 978-623-293-651-5
Harga: Rp55.000,-
Beli: hubungi WA 085717051886
Penulis: Mahfud Ikhwan
Penerbit: Diva Press
Tebal: 128 halaman
Cetakan pertama: Maret 2022
ISBN: 978-623-293-651-5
Harga: Rp55.000,-
Beli: hubungi WA 085717051886
0 Komentar