Menulis Esai Pop

 Ahmad Soleh

22 September 2024


Esai yang aku pahami adalah karangan populer yang ringkas dan menyajikan pandangan pribadi atau personal penulis. Esai memberikan ruang bagi penulis untuk berekspresi dengan bebas. Sebab, esai merupakan karangan sejenis artikel yang luwes, lentur, dan longgar. Secara umum, dipahami bahwa esai adalah prosa singkat tentang suatu topik yang dibahas dari sudut pandang penulisnya.

Esai memang bukan puisi, tetapi tidak diperkenankan hadir tanpa rasa poetika. Begitulah ungkap Cak Nun alis Emha Ainun Nadjib. Aku merasa apa yang diungkapkan Cak Nun ini benar sekali. Membaca esai-esa Cak Nun, tentu menggambarkan apa yang ia ungkapkan itu. Kritis, reflektif, tapi tak jarang juga menghadirkan guyonan yang bermakna (guyon maton).

Menulis esai memang menyenangkan. Kita dapat menulis esai untuk beragam keperluan. Menulis opini, ulasan film, resensi buku, dan beragam jenis karya tulis lainnya. Ya, karena esai itu sendiri sangat luwes. Bergaya naratif dengan bumbu imajinasi pun bisa saja.

Atau, menulis artikel serius dengan dalil-dalil ilmiah. Esai dapat hadir dalam bentuk yang demikian. Sehingga, siapa pun bisa menulis esai asalkan punya keresahan dan gagasan yang ingin dituangkan. 

Meskipun begitu, kita tidak bisa sembarang asal menulis esai. Aku sarankan agar banyak belajar dari karya orang lain. Mulai dari esai-esai ringan tentang renungan keseharian sampai esai berat dan mendalam seperti esai filsafat atau politik. Sajian yang ringkas dengan gaya bahasa populer akan membuat kita atau pembaca menikmatinya.

Dalam menulis esai, aku selalu mengedepankan pandangan pribadi. Sehingga, kehadiran data dan referensi hanyalah sebagai penguat narasi dan gagasan. Ya, seharusnya begitulah esai, dan itulah yang membedakannya dengan karya tulis lain.

Esai harus subjektif. Dan karena subjektif itulah ia memberikan ruang bagi penulis melakukan refleksi secara radikal terhadap topik atau isu yang ia tulis. Esais yang sudah memiliki jam terbang tinggi, pastinya lebih memahami bagaimana menyajikan hal-hal yang personal dan subjektif itu menjadi pembahasan yang dirasakan oleh publik.

Di sisi lain, keuntungan menulis esai adalah kita bisa membahas sesuatu yang mungkin sudah dianggap tidak penting. Dalam kondisi itulah kita mencoba menghadirkan wacana bahwa apa yang dianggap tidak penting itu, justru tidak boleh dilupakan. Artinya, tidak penting bukan berarti tidak boleh dibahas.

Apalagi, mengenai gaya bahasa yang sangat personal. Kita dapat menulis esai dengan gaya bahasa sesuka hati. Mau mengikuti gaya bahasa penulis terkenal pun boleh saja dalam rangka belajar. Gagasan memang yang utama, tetapi cara kita mengemasnya juga sangat menentukan. 

Seorang penulis esai harus memahami bahasa sebagai senjata karena dengan bahasalah ia menebarkan gagasannya di muka publik. Bahkan, hal kecil seperti titik dan koma itu harus diperhatikan. Kesalahan berbahasa dapat menimbulkan bias makna. Hal itu sebisa mungkin harus kita hindari.


Aku bersama kawan-kawan peserta workshop jurnalistik Madrasah Digital Jogjakarta. Kami berbincang soal menulis esai populer yang menyenangkan.


Posting Komentar

0 Komentar