Matahari di Kampung Kami


Ahmad Soleh
25 November 2024


“Banyak-banyaklah membaca...” begitulah pesan penutup Pak Nawawi menutup sesi diskusi buku Matahari Terbit di Kampung Kami karya Pak Abdul Mutaqin. Pak Nawawi sendiri merupakan penulis buku berjudul 30 Tahun Muhammadiyah Cabang Depok. Meski sudah sepuh, beliau begitu bersemangat menceritakan kisah sejarah Muhammadiyah di Kota Depok pada masanya.

Dalam kesempatan itu, saya berkesempatan menjadi moderator. Banyak hal yang belum saya ketahui mengenai sejarah Muhammadiyah, terkhusus di Kota Depok. Maklum, di sini saya orang baru yang datang dari antah berantah. Satu-satunya buku sejarah Muhammadiyah Depok yang pernah saya baca adalah buku karya Pak Nawawi tersebut. Saya juga sempat menulis resensinya di Koran Republika.

Beruntung sekali rasanya, saya diberi kesempatan mendengarkan lebih dekat langsung dari penuturan penulisnya. Mungkin hanya sekelumit kisah yang bisa diceritakan dalam waktu yang begitu singkat. Namun, hal itu saya rasa mampu membangkitkan semangat.

“Membaca sejarah masa lalu itu menguatkan ruh perjuangan kita,” pesan Ketua PDM Depok Pak Ali Wartadinata. Sebagai pembedah, beliau juga mengapresiasi buku Matahari Terbit di Kampung Kami dan berharap ini menjadi pemantik lahirnya buku-buku sejarah Muhammadiyah di Kota Depok.

Buku Matahari Terbit di Kampung Kami, diceritakan Pak Abdul, mengisahkan bagaimana kehadiran Muhammadiyah di Kampung Pulo, tanah kelahirannya. Salah satu motivasinya menulis dan menyelesaikan buku ini adalah agar generasi sekarang mampu menangkap kearifan para perintis persyarikatan. Kearifan itu penting untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Dinamika yang terjadi pada masa lalu, menggambarkan bagaimana para pendahulu begitu bijaksana. Mendapat perlakuan tidak menyenangkan, dituding Wahabi, dimusuhi, bahkan diserang ketika hendak pergi mengaji. Hal-hal tidak mengenakkan itu benar-benar terjadi pada masa lalu. Sejarah memang pahit, tapi harus diceritakan agar kita tahu bagaimana para pendahulu kita begitu bijaksana menghadapinya.

Posting Komentar

0 Komentar